The OSPEK

Salah satu momen yang penting dalam hidup saya. Walaupun masih ada pro dan kontra tentang ospek, di kampus saya akan kuliah, STIBA MALANG. Ospek dijalankan dengan masih mengikuti beberapa”tradisi” lama. Soal kekerasan, hanya secara verbal dan itupun masih dalam batas “wajar” seperti bentak-bentakan, tidak ada kekerasan secara fisik, tidak ada hukuman fisik. Para senior kami walaupun masang wajah garang-garang, kami tahu itu hanya bagian dari sandiwara mereka.

OSPEK kami dilakukan selama seminggu penuh. Mulai jam 6 pagi teng teng sampai jam 6 sore teng teng juga. Atribut masih bisa ditolerir karena jatuhnya ga lebay. Yang cowok pake kaos kaki 3 warna, hari terntentu pake sepatu putih polos (Saya pinjem sepatu keponakan – ada garis2 pink nya, saya tutup pake pita putih yang dilem castol) hari lain pake sepatu hitam. Yang cewek rambutnya diikat pake 3 warna pita sesuai kelompok.

Kelompok saya berpita hijau, saking bangganya kami memakai ijo, kami menyebut kelompok kami geng ijo, sesuai dengan iklan rokok di TV yang anggotanya kompak selalu. Semua kelompok dikumpulkan di aula utama (seingat saya ada 300an mahasiswa baru) duduk dilantai tanpa alas. Saya duduk agak ke belakang karena nama saya berawalan huruf R.

Yang lucu adalah tugas-tugas yang diberikan sengaja dianeh-anehkan. Seperti harus membawa mata sapi berkedip, “kacang panjang”, minuman coklat yg tidak mengandung cokat dan susu, telur kembar, cakar ayam berbentuk “peace”, Roti selai dan kupu-kupu. Dua yang terakhir emang biasa aja, tapi lucu. Kami sepakat supaya bisa kompak, ketika menerima tugas membawa roti selai, kami limpahkan tugas itu pada Nani, cewek berjilbab asal Makasaar. Dia sendiri yang mengajukan diri untuk mengemban tugas itu. Intinya adalah supaya kami saling menolong mengerjakan tugas lain, seperti ; merangkum berita liputan 6 malam SCTV, hasil diskusi di metro tv, dsb. (Saya kebagian mengerjakan merangkum liputan 6 malam SCTV bersama 5 orang lainnya)

Keesokan harinya, ketika jam 6 pagi kami dikumpulkan di gerbang, sebelum masuk ke aula, kami dicek dulu, mengumpulkan tugas-tugas. Disitu kami secara sembunyi-sembunyi saling membagi rotinya. OMG… kami pikir rotinya itu yang seperti Sari Roti 5000an itu, (Saat itu roti biasa yang ga bermerek ukuran bulet seperti Sari Roti harganya Cuma seribu) ternyata adalah roti tawar yang kotak2 itu, selembar roti dipotong jadi 4, trus diberi selai, satu bagian potongan tadi buat lapisannya, ala sandwich gitu. Trus dibungkus plastic gula yg seperempat kiloan itu. Apa ga kecut kami melihatnya…  secara satu lembar roti jadi 2 “sandwich” , masing-masing orang dapat 1 lagi!! bah, daripada ga bawa sama sekali.

Tibalah jam makan pagi, sekitar jam 8 seingat saya. Kami disuruh mengangkat tinggi-tinggi roti kami. Dan jreng, kami satu kelompok yang berjumlah 40 orang kompak sama rata semuanya. Kontan semua tatapan mata tertuju pada kami, saat yang lain bawa roti ukuran normal, bahkan ada yang jumbo, roti kami lebih mirip sandwich mini atau roti unyil.

Maka kami pun sekelompok semuanya dihukum berdiri di depan aula selama makan pagi itu. Alasan kami dihukum adalah, kompak sih boleh aja, tapi harus logis, untuk sarapan roti sekali telan gitu mana cukup sampai jam 1 siang nanti??? Mana minumnya hanya aqua gelas sebiji. Ga boleh bawa lebih.

Sejak itu sih tepatnya kami dijuluki ijo… kayaknya itu hari ke dua deh…

Lalu soal kupu-kupu, tugas di hari pertama ospek, selain tetek bengek yang lain. Kami diwajibkan membawa sepasang kupu-kupu tanpa merusak habitatnya. Hmm… sehari sebelumnya saya ajak bapak saya ke sawah untuk mencari kupu-kupu, dan Alhamdulillah gampang nangkapnya.

Hari pertama ospek… kami masih diperbolehkan membawa tas asli, bukan karung beras. Saya masukkan sepasang kupu-kupu tadi ke dalam plastic dan saya masukkan tas bersama tugas2 yang lain. Yaitu, membawa Koran bekas, 1 siung bawang putih, dan makanan untuk sarapan dan makan siang. Saya sempat lihat beberapa anak membawa kantong plastic berisi kupu-kupu hidup juga. Sementara di kelompok saya, kok malah ga ada yang bawa. Saya pun bertanya, “mana kupu-kupu kalian?” lalu seorang mengeluarkan dari sakunya, dua buah kupu-kupu kertas.

Oh My Gay…. Mampuslah aku, jadi itu maksudnya membawa kupu-kupu tanpa merusak habitatnya.. wah, alamat kena hukuman nih. Maka sepanjang acara materi ospek, saya tetap simpan kedua kupu-kupu saya di dalam tas. Saat pembekalan materi, saya tidak mendengarkan karena sibuk membuat kupu-kupu kertas seadanya. Satu betina dan satu jantan. Untuk membedakannya cukup saya beri lambang sex laki-laki dan wanita. Alhamdulillah, saat pengumpulan tugas kupu-kupu itu saya terbebas dari hukuman senior… Beberapa teman saya yang tahu hal itu hanya tertawa saja. Saat istirahat siang,.. “terbanglah wahai kupu-kupu, maaf aku mengurungmu semalaman dalam kantong plastic….”

Puncak dari acara Ospek adalah malam inaugurasi. Setiap kelompok, yang rupanya nanti juga akan menjadi teman-teman saya satu kelas selama 3 tahun lebih ke depan, wajib menampilkan sebuah persembahan pada acara penutupan. Acara itu akan diselenggarakan mulai jam 7 malam di hari terakhir, Sabtu. Jika Senin sampai Jumat kami dibebani dengan tugas-tugas yang menguras tenaga dan pikiran, maka pada hari Sabtu kami dibebaskan membawa bekal makanan terserah kami dan tak ada tugas satupun, namun kami diwajibkan focus pada apa yang akan kami sajikan di acara penutupan.

Maka, acara pun dimulai dari kelompok jurusan bahasa Perancis. Mereka menampilkan sebuah aksi teatrikal kolaborasi music dan koreografi gerak tubuh. Saya lupa apa lagu temanya, tapi saya ingat ada unsur kupu-kupunya. Kelompok lain rata-rata hanya menampilkan band. Kelompok Mandarin I menampilkan tari Bali, lalu ada yang pembacaan puisi.

Kelompok Ijo berencana menampilkan band juga, namun disertai sebuah pertunjukkan fashion show.

Setelah persiapan singkat backstage, band kelompok ijo mulai memainkan alat music, namun sesuai scenario, si Intan, the vocalist, ga nyanyi-nyanyi… saat itu lah kami muncul mengagetkan penonton dengan fashion show kami. Bukan sembarang fashion show… Busana nya bukan karya perancang terkenal, bukan.. tapi baju kebaya, daster, baju tidur. Dan yang tampil semuanya adalah para anggota kelompok laki-laki, termasuk aku. Saya kebagian mengenakan baju petani perempuan, pake kemeja yang jelek dan kain batik yang disarungkan kepinggang (OMG!!) supaya ga malu, saya pakai cadar biar orang-orang susah mengenaliku. Bagus memakai daster mamanya, badannya yg bongsor dengan daster xxxl aja udah bisa bikin ketawa. Yoseph yg dari Kupang mengenakan kebaya juga, lalu ada catur, satu-satunya cewek yang berani tampil, memakai baby doll, dan si emon, ketua kelompok kami, memakai handuk saja yang dililitkan melingkari pinggangnya, itu aja. Oh ya, asesorisnya adalah sikat gigi lengkap dengan odolnya, ya.. di atas catwalk dia menyikat giginya!!

Aksi di catwalk yang spontan dan tanpa scenario membuat penonton terkejut dan tertawa. Di akhir lagu, saat kami take a bow, saya ingat mendengar suara tepuk tangan yang ramai. Yes.. sukses!! Bahkan seorang senior bilang kalo pertunjukkan kami yang ala kadarnya itu paling seru. Sayangnya ga ada penghargaan untuk pertunjukkan terbaik, karena saya yakin pasti kelompok kami meraihnya.

Bagi teman-teman yang saat itu ga ikut ospek bener-bener rugi, karena melalui itulah, awal pertemanan kami dibangun. Awal dari banyak kisah yang akan kami lalui bersama. Ya, satu geng ijo itu. Lucunya, setelah resmi menyandang status mahasiswa, saya bersahabat baik dengan seorang teman bernama Fransisca Andriani, namun selama ospek, saya tidak pernah tahu yang namanya Fransisca. Padahal dia tahu saya betul. Mungkin karena dia duduknya didepan sesuai abjad kali ya, jadi saya kurang menghapal temen-teman satu kelompok yang duduk di depan. Bayangkan, kelompok ijo ada 40 orang, tapi duduknya dibuat berbaris dua dua kebelakang. Nama saya berawalan R.

Sampai sekarang, Fransisca yang biasa dipanggil Aan atau Anthung, tetap dan akan selalu menjadi sahabat saya. Dia lah yang pertama tahu saya gay, teman curhat saya, teman jalan, main, dsb. Juga teman satu kelompok mengerjakan tugas-tugas. Di akhir kuliah, dia lulus sebagai wisudawati terbaik, IPK nya dengan saya hanya selisih 0.02. hadeeeeh….

Tentu saja bukan hanya Aan yang menjadi sahabat, ada yang lain kok….

About Rochman LJ
Geminian, Suka Makan, Nonton, Jalan - jalan

One Response to The OSPEK

  1. gusndul says:

    Ane g ngikut ospekkk… xixixixi
    but it’s ok, karena diganti di petualangan Balekambang & Kondang Merak.

Leave a comment