Pancake dari Carpentier Kitchen

Perpaduan antara fashion dan kuliner bisa menjadi bidang bisnis yang bagus. Hal ini ditunjukkan oleh ORE Shop yang berlokasi di jl. Untung Suropati, Surabaya. ORE Shop adalah fashion store cantik yang membidik para fashionista muda di kota ini. Koleksinya terbatas dan memang cukup unik. Mulai dari Sandal, Sepatu hingga (tentu saja) item pakaian yang bermacam-macam. Untuk cewek maupun cowok. Kalo di lantai satunya, pakaian lebih di dominasi busana cewek, di lantai duanya lebih banyak item pakaian cowok. Kualitasnya bagus, dan harganya pun emang lumayan mahal. Macam-macam asesoris ada disana, bahkan mainan juga ada. ada mainan yang kecil banget, terbuat dari plastik (kualitas bagus) berbentuk ala pokemon, harganya Rp. 70.000 sebiji!

Lay out storenya luas, bersih, dan nyaman. Beberapa koleksi barang antik seperti gramofon, mesin ketik tua, atau telepon jadul mempermanis design interiornya. (Mau foto sungkan euy…)

Nah, setelah storenya, dibagian belakangnya adalah Carpentier Kitchen. Sebuah cafe kecil yang menjadi satu dengan storenya. Sepertinya sih, bangunan store ini adalah sebuah rumah yang disulap menjadi store. Cafe nya sendiri terletak di teras belakang rumah tersebut. Yup, konsepnya outdoor. Walau ada juga satu/dua meja yang ada di dalam storenya yang dingin. Cafe ini tidak terlalu luas, malah cenderung kecil. Namun penataan mejanya cukup cerdik sehingga tidak terlalu rapat. “Dining room” dan dapurnya langsung berhadapan.

Ok, next kita ke menu. Menu yang ditawarkan tidak banyak. Menu nasi goreng ada juga. Menu “urban” lebih laku kayaknya. Seperti burger dan pancake yang menjadi signature nya. Saya mencoba menu favorit disana. Chocolate Pancake with Nutella. Sedang teman saya memesan Cheese Pancake.

Chocolate Pancake nya ternyata enak banget. Disajikan benar-benar masih panas dan fresh. Teksturnya lembut. 2 buah pancake ditumpuk lalu diolesin Nutella sampai penuh, benar-benar menggoda. Tambahan rasa kacang pada sausnya menambah kelezatannya. Recommended. Tapi lebih baik kalo mau memesan pancake jangan makan apa-apa dulu. Karena rasa manisnya membuat cepat merasa kenyang.

Chocolate Pancake

Chocolate Pancake

Cheese Pancakenya hadir dengan tampilan sederhana. 2 buah pancake ditaburi gula, lalu disiram sirup maple yang manis. Berlawanan dengan chocolate Pancake yang manis, Cheese Pancake nya terasa gurih. Kejunya terasa. Perpaduan rasa gurih asin keju dengan sirup manis maplenya cocok di lidah saya.

Cheese Pancake

Cheese Pancake

Karena pesanan kami sudah full karbo, maka saya putuskan untuk memesan teh klasik sebagai teman makan. Yang disajikan seperti ini :

Teh Klasik

Teh Klasik

Kita menyeduh sendiri tehnya, dengan air panas dari termos jadul. lucu.

Lokasi ORE Shop dan Carpentier Kitchen ini tidak dipinggir jalan raya. Tetapi masuk ke perumahan (Jalan sebelahnya Happy Puppy Dr Soetomo). Kalo bawa parkir mobil, kalo sedang rame bisa-bisa ya parkirnya di depan rumah orang. Tapi ada tukang parkir kok. Untuk harga masih terjangkau. Standar lah. Choco Pancake nya Rp. 30.000 dan Cheese nya Rp. 23.000.

Carpentier Kitchen

Carpentier Kitchen

 

Perjalanan (ga ada) sehari di Pulau Menjangan

Begitu menerima Broadcast BBM dari seorang teman yang isinya open trip ke Pulau Menjangan, saya langsung mengiyakan ikut tanpa berpikir. Apalagi biaya perorangnya terjangkau, cuma Rp. 360.000 (saat pelunasan ternyata cuma Rp. 245.000 per orang termasuk life jacket)

Bahkan saya yang biasanya prepare ketika merencanakan jalan-jalan, kali ini nyaris tidak sama sekali. Hanya sekali dua kali saya googling tentang Pulau Menjangan. Dan saya tahu disana bakalan snorkeling. Untunglah sudah bisa berenang… hehe. Mungkin karena acara ini digagas oleh para ahlinya backpacker, jadi saya merasa tenang. Dan bahkan siap2 belajar ilmu backpacker mereka. Oya, open trip ini diadain oleh couchsurfing Malang. Kebetulan, teman yang BC itu adalah anggotanya.

Sejak dulu saya ingin jalan bareng mereka, namun sering terkendala oleh pekerjaan. Seringnya sih soal waktu. Syukurlah, kali ini acaranya pas diadakan pada long weekend. Walau sempat ketar-ketir karena H-7 sebelum berangkat nasabah saya di Krian ada yang kecelakaan dan butuh saya untuk mengurus administrasi rumah sakit hingga klaim. Mana ga bisa selesai dalam satu hari, dan harus bolak balik Surabaya – Sidoarjo – Mojokerto.

Berhubung yang ngadain ini couchsurfing Malang, yang mana semua berangkat dari Malang, maka hanya saya seorang diri yang berangkat dari Surabaya. Hari keberangkatan Jumat sore, ketemunya di Ketapang Banyuwangi Sabtu jam 5 pagi. Kata temen saya, mereka brangkat dari Malang jam 6 sore. Saya baru selesai kerja jam 4 sore. Kalo saya ke Malang dulu malah akan membuang2 waktu. Ya kalo lancar, lha wong hari Jumat itu malam 1 suro.

Beberapa hari sebelumnya saya coba hunting tiket kereta api, semua jenis kereta udah habis bis. Nelpon travel, katanya lama perjalanan bisa sampe 9 Jam. Wuih, kalo brangkatnya jam 9 malam, sampe Banyuwangi bisa-bisa jam 6 Pagi. Ga kebayang rasa bersalahnya ntar. Semua orang nungguin saya seorang.

Akhirnya sepulang kerja saya langsung cabut ke Terminal Bungurasih. Barang bawaan udah disiapin sejak pagi. Toh cuma one day trip. Ga perlu banyak barang yang dibawa. Malahan setengah isi tas saya adalah makanan buat amunisi di jalan.

Perasaan ga enak langsung hadir ketika masuk tol perak-waru. Baru masuk tol saja barisan kendaraan udah merayap. Mana kendaraannya didominasi truck2 kontainer pula. Biasanya sih di depan ada truck mogok atau kecelakaan. Sialnya, kepadatan itu memanjang hingga selepas gunungsari. (Rupanya ada truk container terguling). Alhasil sampe terminal Bungurasih jam 6 sore.

Sesuai perkiraan saya, suasana di terminal penuh dengan calon penumpang. Malam 1 Suro itu mirip arus mudik lebaran. Calon penumpangnya membludak, tapi bisnya terbatas. Jurusan-jurusan gemuk seperti Surabaya – Malang, Surabaya – Kediri – Tulungagung, Surabaya – Jogja dipadati calon penumpang. Begitu bisnya datang, langsung diserbu. Berdesak-desakan. Bahkan jurusan banyuwangi pun juga rame. Parahnya, setelah sejam menunggu bisnya ga datang-datang. Akhirnya saya putuskan naik bis jurusan denpasar, turun di Ketapang.

Setelah nego dari harga Rp. 200rb, saya harus bayar Rp. 150rb. Sebagai orang yang ga bisa nawar, bagi saya itu udah penuh perjuangan. Nyesel karena travel Cipaganti aja jurusan Surabaya – Banyuwangi “hanya” Rp. 135.000.

Sambil menunggu bisa penuh, saya sempatkan ngobrol dengan beberapa penumpang yang naik setelah saya. Syukurlah ada 2 orang Ibu-ibu yang juga akan turun di Ketapang. Dan, pembicaraan dibuka dengan “Kena berapa, Mas?” Ternyata mereka nawar hingga Rp. 145.000. Bapak yang di bangku depan saya malah cuma Rp. 125.000. Parahnya, ada mas-mas yang turun Denpasar cuma bayar Rp. 160.000! Gilanya, ada juga sepasang kekasih yang juga turun di Denpasar bayar Rp. 245.000 per orang!!

Bis baru berangkat jam 9 malam. Saya udah kuatir akan sampai Ketapang lebih dari jam 5 pagi. Oya, satu lagi, sinyal XL dan Telkomsel di Bungurasih malam itu kacrut pol. BB saya tidak bersinyal sama sekali.

Perjalanan menuju Banyuwangi lancar jaya. Saya bisa tertidur walau sesekali terbangun. Sampai di Pelabuhan ketapang jam 4 subuh. Kekuatiran saya ga terjadi. Dan ternyata malah rombongan dari Malang terbagi jadi 2 (total yang ikut ada 29 orang). Saat saya tiba, rombongan kedua belum sampai. Sambil menanti rombongan kedua, kami menguasai pelataran Indomaret hingga matahari terbit. Hahah…

Ternyata perjalanan ke Taman nasional Bali Barat lancar jaya, jalan mulus dan sepi. Memasuki area dermaga nya saja yang macadam (ini bahasa indonesianya apa ya?).

Setelah briefing sebentar tentang cara penggunaan alat snorkeling, kami dibagi dalam 3 kapal menuju ke Pulau Menjangan. Rencana awalnya sih akan nyebur di 3 titik. Tapi hanya 2 yang terlaksana. Di titik pertama, kami langsung nyebur begitu saja. Karena ini adalah pengalaman pertama saya snorkeling yang bener (sebelumnya pernah nyobain snorkeling di Gili Trawangan tapi tanpa guide atau arahan, sehingga ntah waktu itu ngapain), maka saya cukup menikmatinya. Bagi mereka yang udah pernah kesana, katanya sih udah ga bagus lagi karena terumbu karangnya kurang berwarna. Tapi bagi pemula seperti saya, kok itu udah bagus ya.. hahah. Terlebih saya fokusnya melihat ikan-ikan yang cantik-cantik. Mulai dari yang sekelompok ikan kecil-kecil, hingga ada yang besar (ga tau namanya, ga pernah liat di TV). Dari sekian buanyak ikan, saya hanya bisa menyebut sedikit diantaranya, ada ikan Kakatua, angel fish, ikan kelelawar, ikan buntal, dan yang pasti… nemo, eh, ikan badut. Saat ketemu Nemo, saya berhenti supaya bisa bener-bener melihat dengan jelas ikan itu bermain-main diantara tentakel anemone. Karena selama ini cuma lihat di TV. Hahaha…

Di titik kedua, anak-anak snorkeling hingga palungnya. Tapi saya urung menuju sana karena gelombang yang makin gede, snorkel saya sering kemasukan air laut, dan perut udah mulai mual2, kepala pusing. Saya putuskan balik ke kapal saja. Kata anak-anak sih, lebih bagus. Karena wall nya keren, soft coralnya lebih berwarna. Bahkan ada yang free style diving. Wuih,…. Keren abis.

Tapi ga nyesel juga sih, daripada saya maksain diri ke tengah, ntar malah jackpot lagi. Karena udah ada satu orang yang muntah-muntah sejak di dive spot pertama.

Sayang, spot ketiga gagal karena udah jam 2 lebih. Jam 3 semua pengunjung udah harus balik ke “daratan”. Sayangnya lagi, karena ini acaranya nyebur laut, sedikit yang membawa kamera. Bahkan selama disana saya nggak ambil foto sama sekali. Cuma numpang foto sesekali. Itupun groufie. Agak heran pada diri sendiri karena selama seharian ga terlalu peduli dengan hp dan isinya.

Di Pulau Menjangan ini, pantainya tampak bersih, sayang sekali kami tidak main-main ke pantainya. Tapi bisa menikmati pesona bawah airnya, udah luar biasa. Semoga saja baik pengunjung maupun para pengelola bersikap arif sehingga bisa menjaga dan merawat terumbu karang supaya bisa lestari. Karena indah banget. Sayang jika 10 tahun ke depan, terumbu karangnya rusak atau kotor karena ulah pengunjung.

Karena ini one day trip, maka hari itu juga kami langsung balik ke Malang. Sebagian rombongan extend ke denpasar. Sebagian besar pulang. Mengunjungi Bali cuma sehari itu terasa singkat, sebenarnya masih ingin lebih lama, apa daya budget juga terbatas. Bahkan sebenarnya saya tidak terlalu merasa berada di Bali. Tapi, hei… Bali ga cuma tentang Denpasar, Kuta, Sanur, atau Nusa Dua.. ada banyak keajaiban yang bisa dieksplore… Salah satunya ya Pulau Menjangan ini. Kalo bosen dengan hopping club di Legian – Seminyak, atau bosan berbelanja.. kenapa tidak mencoba menceburkan diri ke laut dan menikmati lukisan dasar laut yang indah? Puasnya sepadan kok…

Perjalanan balik ke Malang juga asik. Naik bis Akas dari terminal banyuwangi, oper di Probolinggo sekitar jam 2 dini hari. Perjalanan terasa cukup lama. Apalagi saat di Situbondo kami terjebak diantara karnaval peringatan 1 Muharram. Jadi ada semacam karnaval lampion yang diadakan di jalan utama Situbondo. Pesertanya adalah perwakilan dari SMP-SMP di kota itu. Jadi di depan kami ada rombongan peserta karnaval, lalu bis kami, lalu dibelakang juga ada rombongan karnaval lagi. Anak-anak SMP itu membawa lampion warna warni sambil bersholawat. Ada juga mobil hias, becak hias, ada juga mobil hias yang full sound system, ada layar dan pake LCD pula. Walau sebenarnya pingin segera keluar dari kemacetan itu, saya memperhatikan antusias masyarakat disana menyaksikan karnaval tersebut. Sepanjang jalan mereka berdiri menunggu peserta karnaval lewat. Sebenernya sih, karnaval lampionnya biasa aja. Tapi semangat untuk merayakannya patut diapresiasi.

Anyway, terima kasih buat anak-anak couchsurfing Malang yang sudah welcome dan ramah pada newbie seperti saya. Sungguh pengalaman yang seru. Ingin belajar banyak dari kalian-kalian yang pastinya sudah malang melintang berpetualang ke pelosok negeri atau luar negeri. Apalagi kalian seru-seru dan rumpik. Hahaha…

Mie Udon dan Tempura ala Marugame Udon

MARUGAME UDON dan TEMPURA

Resto Jepang yang merupakan pemain baru di Surabaya ini mengkhususkan dirinya di menu Udon dan Tempura. Menjadikan Udon sebagai bintang utama, di kota Surabaya ini, ya baru kali ini saya temui. Biasanya yang lebih popular adalah Ramen. Udon hanya masuk dalam pilihan menu. Pilihannya pun ga banyak.

Marugame bertempat di food court Tunjungan Plaza, lokasinya di eks Solaria. Bersebelahan persis dengan resto Jepang juga, tapi khusus Ramen. (Sebenernya saya lebih suka Ramen, tapi karena resto itu ada menu babinya, maka saya terpaksa menahan diri) Di Marugame, mereka berani menulis No Pork di restonya.

Konsep Marugame adalah open kitchen dan semi self service. Pilihan menunya ada di neon box atau menu yang Cuma selembar. Pilihannya emang ga banyak, tapi cukup variatif. Untuk menu Udon nya, kita harus menunggu sebentar untuk mendapatkan semangkuk mie berbahan dasar beras itu. Udon nya sudah siap saji (Tidak frozen). Si server hanya tinggal merebus sebentar (masaknya didepan kita), ditaruh mangkuk dan ditambah kuah atau bumbu sesuai pesanan. Apakah anda suka yang berkuah seperti Beef Udon (Mie Udon, Irisan Daging dan kuah noodle soup), pake bumbu kare seperti pilihan saya, atau yang kering seperti Mentai Kamatama.

Setelah Udon pesanan disajikan (Kita ambil tray sendiri), anda akan melewati pameran Tempura yang menggiurkan. Prawn Tempura yang femes itu, Kakiage Tempura, dan teman-temannya.

Setelah itu barulah anda harus bayar. Untuk pilihan minum, hanya ada air mineral dan free flow ocha. Ocha panasnya menyeduh sendiri, sedang ocha dingin nya tinggal ambil di dispenser.

Ok, soal rasa, Beef Curry Udon pilihan saya sebenarnya enak. Dagingnya tasty, mie nya kenyal enak. Sayangnya, bumbu kari nya kurang nendang. Kurang menggigit aromanya. Sebagai orang yang pernah kerja di resto Jepang dan pernah masak menu yang sama, ekspektasi saya terhadap bumbu karinya sepertinya agak ketinggian. Saya tambahkan cabe potong, wijen, extra daun bawang dan sedikit shoyu supaya lebih beragam rasanya.

Beef Curry Udon

Beef Curry Udon

Yang mengejutkan malah Mentai Kamatama Udon nya. Ya, udon ini disajikan kering tanpa kuah. Selain mie udonnya, ada telur mata sapi setengah matang, daun bawang, bumbu merah (saya tdk tahu apa itu.. wortel yang dihaluskan?) dan irisan nori. Rasanya enak loh. Rasa shoyu dan komposisi toppingnya bisa menyatu dengan baik.

Mentai Kamatama Udon

Mentai Kamatama Udon

Tempura pilihan kami adalah Broccoli tempura yang enak, dan Chicken Chilli Tempura. Broccoli tempura, sudah jelas, yaitu sayur broccoli, wortel dan  bawang Bombay digoreng tempura. Sedang chicken chilli nya adalah cabe hijau besar yang diisi daging ayam, lalu digoreng tempura. Rasanya enak. Walaupun itu cabe…

Broccoli and Chicken Chilli Tempura

Broccoli and Chicken Chilli Tempura

Harganya masih standar untuk resto Jepang di mall. Semangkuk Udon yang cukup banyak itu hanya Rp. 50.000, untuk Udon nya di bawah Rp. 20.000. Chicken Chilli tempuranya malah Cuma Rp. 7.000,-

Yep, resto ini bisa jadi pilihan untuk wisata kuliner anda.

KL Ekspress…

KL Ekspress berlokasi di daerah yg tertinggi di kota Malang, tentu bisa langsung dibayangkan bahwa resto ini menawarkan pemandangan yang bagus, suasana yang nyaman, dan udara yang sejuk. Bagaimana tidak, dibangun di Villa Puncak Tidar, Malang, salah satu perumahan elit di kota Malang. Jauh dari kebisingan jalan raya yang sesak oleh kendaraan.

KL Ekspress

KL Ekspress

Sayangnya saya mampir kesana saat malam hari. Memang pemandangan tidak dapet. Tapi harus diakui bahwa resto yang mengusung konsep cafeteria-kantin ini emang asik. Luas dan terbuka sehingga udara dengan mudah berganti. Karena di wilayah tinggi, maka udaranya emang sejuk dingin.

Pertama kali sampai sana, langsung aware kalo resto ini kelasnya menengah atas. Secara hampir semua pengunjung bermobil bagus. Karena saya celingukan kesana sini liat parkir motor isinya cuma sedikit.

Mungkin karena saya datang saat jam makan malam, jadi resto ini sangat ramai. Rata-rata pengunjungnya adalah keluarga. Ada yang membawa anak-anak. Jujur, kalo makan di resto keluarga yang rame, dan ada anak-anak yang berisik, saya cepat kehilangan selera. Walaupun resto itu kategori mahal. Ada sih yang rombongan anak-anak muda. Kayaknya sih mahasiswa Universitas Machung yang emang deket banget dengan resto ini. Dan beberapa anak muda yang sekedar nongkrong sambil ngebir.

Sebagian besar menunya masih seputar Chinese food. Tapi yang mencuri perhatian saya justru dim sum nya. Udang Mayonaise, Siomay goreng Udang, dan Gyoza nya enak banget… Harga seporsi satu macam dimsum Rp. 15rb an. Untuk minumnya saya pilih teh tarik hangat yang lumayan enak untuk kesejukan malam itu.

Udang Mayonaise

Udang Mayonaise

Karena resto ini buka 24 jam (katanya), maka kalo anak-anak muda ingin nongkrong, enaknya diatas jam 8 malam. Atau datang sore sekalian, jam 5 atau 6 sore. Kalo mau gaya-gayaan ngebir ya silakan, tapi kalo saya sih lebih suka menikmati minuman panas. Kalo ada angsle atau ronde lebih enak.

Untuk menu, bagi yang muslim hati-hati ya, karena beberapa menunya adalah bebong alias babi.

Jamur Gorengnya Paling Enak (Ta Wan)

Chinese food tentu sudah sangat familiar di lidah orang Indonesia. Penjual makanan ini mulai dari kaki lima hingga resto mewah di hotel bintang 5. Saya bukanlah penggemar chinese food. Tapi sesekali untuk moderasi bolehlah. Biasanya sih, kalo lagi jalan di Mall trus laper (males keluar mall), dan menu chinese food yang paling terjangkau, maka pilihannya kalo ga Quali, Wok, ya Ta Wan.

Well, kalo Quali dan WOK saya sudah beberapa kali mencoba. Namun kemarin baru kedua kalinya saya makan di Ta Wan Tunjungan Plaza 4, Surabaya. Dulu yang pertama, sekitar 2 tahun lalu. Dan itupun karena undangan makan malam bareng temen. Kala itu kurang memuaskan karena faktor nasi yang kurang matang. Nah, kemarin saya coba makan lagi disana bareng beberapa teman.

Awalnya, ketika pesanan kami datang satu persatu, agak kuatir karena porsinya tampak sedikit untuk kami berempat. Ada 4 macam menu yang kami pilih. Namun ternyata porsi itu pas untuk kami berempat yang sedang tidak kalap. Dan rasanya, endes pol. Enak banget.

Pilihan menu kami pun bervariasi komponen rasanya. Ada Ayam Kungpao yang manis, Udang Telur Asin yang gurih nendang, Cah Kailan Bawang Putih yang bumbunya pas, dan aroma bawangnya dapet banget. Serta yang paling enak, Jamur Enoki Goreng. Ga nyangka, jamur enoki itu bisa digoreng tepung jadi begitu enak. Cocok sebagai lauk makan nasi, atau bisa juga jadi cemilan loh.

Berikut harga menu yang kami santap.

1. Ayam Kungpao : IDR. 39.000

2. Kailan Cah Bawang Putih : IDR. 26.500

3. Udang Telur Asin : IDR. 44.500

4. Jamur Enoki Goreng : IDR. 30.500

5. Nasi Putih : IDR 7.000 (Harga ini kalo diwarung biasa udah bisa dapet sepiring nasi sop lauk ayam goreng plus tempe, wareg.. ahahhaha)

ki-ka: jamur Enoki, Udang Telur Asin, Ayam Kungpao, dan Cah Kailan

ki-ka: jamur Enoki, Udang Telur Asin, Ayam Kungpao, dan Cah Kailan

 

Mie Tarik Noodle Inc

I have told you once that I’m a noodle lover

Yes, saya adalah penggemar mie.  mulai dari mie instan yang murah meriah, hingga mie ramen di resto Jepang yang mahal. Untuk mie instan, sampai sekarang saya masih memfavoritkan produk-produk Indomie, terutama Mie instan Goreng Spesialnya. Mie dari jaman saya masih TK hingga sekarang. Yang rasanya nyaris tidak berubah. Tetep ngangenin.

Mie Ramen di resto Jepang seperti Sushi Tei enak, tapi mahal. Sayangnya, di resto-resto Jepang yang ada di Surabaya, menunya ada yang memakai daging B2. Yang mana otomatis saya tidak bisa menikmatinya. Seperti di Takigawa Tunjungan Plaza. Walau kata temen saya, mie ramennya endes pol.

Kalo mie goreng yang paling bersejarah itu adalah Mie Goreng Depot Goyang Lidah. Warung sederhana yang buka di Jalan Borobudur, Malang (Sebelum Pasar Blimbing) ini udah ada sejak jaman saya masih  TK. Depot ini menjual chinese food, tapi yang paling enak adalah mie gorengnya. Mie nya besar-besar, porsinya lumayan, rasanya manis uenak, dan harga terjangkau (Rp. 13,000).  Waktu kecil Bapak sering beli untuk dibawa pulang selepas beliau bekerja.

Dan sekarang, sepertinya saya mulai menyukai satu resto baru di Malang yang spesialisasi di Mie. Namanya Noodle Inc. Lokasinya di jalan Soekarno-Hatta Malang. Restonya terdiri dari 2 lantai, tapi lantai bawah lebih asik buat berlama-lama. Menunya tentu saja kreasi Mie. Ada juga sih menu sampingan seperti lumpia, dan dimsum, tapi pilihannya sedikit.

Yang keren dari tempat ini adalah Mie nya adalah homemade. Dibuat secara langsung di depan para penonton, eh, maksudnya, para pengunjung resto. Yap, restonya berkonsep semi open kitchen. Pengunjung bisa melihat mas nya yang manis itu, melempar, menarik adonan mie yang kayaknya sih lumayan berat. Jadi ya, suara adonan yang “dihantam” ke meja itu udah jadi bagian dari pertunjukan.

Rasa menunya… top markotop. Enak. Pilihannya sih beragam, tetapi saya baru mencoba mie tarik ayam dan mie tarik asam pedas. Selain mie nya yang kenyal, kuah mie tarik ayamnya juga pas banget bumbunya, ga lebay. Potongan ayamnya juga memuaskan, sayangnya, sayurnya kurang.. hehehe, cuma dapet 2 lembay bokcoy dan sebiji jamur shitake. Tapi untuk porsi yang cukup besar itu, sudah mantap.

Mie Tarik Ayam

Mie Tarik Ayam

Untuk level “pedas”nya, bisa memilih tidak pedas, sedang, pedas banget, atau sambel dipisah. Untuk menemani mie tarik ayam, saya pilih sambel dipisah. Ternyata, pake sambel rasanya lebih nendang. Tapi tentu saya menambahkan sedikit sekali sambalnya.

Mie tarik asam pedas juga ok. Kuahnya kental, perpaduan asam dan pedasnya juga ok. Pedasnya sih lumayan pedas bagi saya yang kurang suka pedas. Selain ayam, pilihannya ada daging sapi yang slice.

Mie Tarik Asam Pedas

Mie Tarik Asam Pedas

Untuk cemilan, si lumpia udangnya endes. Untuk pilihan minum beragam, tetapi saran saya, sebaiknya pilih minuman yang netral seperti es teh tawar atau air botol. Karena saya pribadi pasti merasa eneg kalau abis makan mie, minumannya terlalu manis. Well, kembali ke selera sih…

Harga untuk menunya terjangkau kok, seporsi mie tarik ayam hanya Rp. 19,000 dan mie tarik asam pedas Rp. 20,000. Mie tarik pake pangsit kayaknya juga enak tuh, kesana lagi ah….

IMG00853-20140420-1929IMG00848-20140420-1819