Mie Tarik Noodle Inc

I have told you once that I’m a noodle lover

Yes, saya adalah penggemar mie.  mulai dari mie instan yang murah meriah, hingga mie ramen di resto Jepang yang mahal. Untuk mie instan, sampai sekarang saya masih memfavoritkan produk-produk Indomie, terutama Mie instan Goreng Spesialnya. Mie dari jaman saya masih TK hingga sekarang. Yang rasanya nyaris tidak berubah. Tetep ngangenin.

Mie Ramen di resto Jepang seperti Sushi Tei enak, tapi mahal. Sayangnya, di resto-resto Jepang yang ada di Surabaya, menunya ada yang memakai daging B2. Yang mana otomatis saya tidak bisa menikmatinya. Seperti di Takigawa Tunjungan Plaza. Walau kata temen saya, mie ramennya endes pol.

Kalo mie goreng yang paling bersejarah itu adalah Mie Goreng Depot Goyang Lidah. Warung sederhana yang buka di Jalan Borobudur, Malang (Sebelum Pasar Blimbing) ini udah ada sejak jaman saya masih  TK. Depot ini menjual chinese food, tapi yang paling enak adalah mie gorengnya. Mie nya besar-besar, porsinya lumayan, rasanya manis uenak, dan harga terjangkau (Rp. 13,000).  Waktu kecil Bapak sering beli untuk dibawa pulang selepas beliau bekerja.

Dan sekarang, sepertinya saya mulai menyukai satu resto baru di Malang yang spesialisasi di Mie. Namanya Noodle Inc. Lokasinya di jalan Soekarno-Hatta Malang. Restonya terdiri dari 2 lantai, tapi lantai bawah lebih asik buat berlama-lama. Menunya tentu saja kreasi Mie. Ada juga sih menu sampingan seperti lumpia, dan dimsum, tapi pilihannya sedikit.

Yang keren dari tempat ini adalah Mie nya adalah homemade. Dibuat secara langsung di depan para penonton, eh, maksudnya, para pengunjung resto. Yap, restonya berkonsep semi open kitchen. Pengunjung bisa melihat mas nya yang manis itu, melempar, menarik adonan mie yang kayaknya sih lumayan berat. Jadi ya, suara adonan yang “dihantam” ke meja itu udah jadi bagian dari pertunjukan.

Rasa menunya… top markotop. Enak. Pilihannya sih beragam, tetapi saya baru mencoba mie tarik ayam dan mie tarik asam pedas. Selain mie nya yang kenyal, kuah mie tarik ayamnya juga pas banget bumbunya, ga lebay. Potongan ayamnya juga memuaskan, sayangnya, sayurnya kurang.. hehehe, cuma dapet 2 lembay bokcoy dan sebiji jamur shitake. Tapi untuk porsi yang cukup besar itu, sudah mantap.

Mie Tarik Ayam

Mie Tarik Ayam

Untuk level “pedas”nya, bisa memilih tidak pedas, sedang, pedas banget, atau sambel dipisah. Untuk menemani mie tarik ayam, saya pilih sambel dipisah. Ternyata, pake sambel rasanya lebih nendang. Tapi tentu saya menambahkan sedikit sekali sambalnya.

Mie tarik asam pedas juga ok. Kuahnya kental, perpaduan asam dan pedasnya juga ok. Pedasnya sih lumayan pedas bagi saya yang kurang suka pedas. Selain ayam, pilihannya ada daging sapi yang slice.

Mie Tarik Asam Pedas

Mie Tarik Asam Pedas

Untuk cemilan, si lumpia udangnya endes. Untuk pilihan minum beragam, tetapi saran saya, sebaiknya pilih minuman yang netral seperti es teh tawar atau air botol. Karena saya pribadi pasti merasa eneg kalau abis makan mie, minumannya terlalu manis. Well, kembali ke selera sih…

Harga untuk menunya terjangkau kok, seporsi mie tarik ayam hanya Rp. 19,000 dan mie tarik asam pedas Rp. 20,000. Mie tarik pake pangsit kayaknya juga enak tuh, kesana lagi ah….

IMG00853-20140420-1929IMG00848-20140420-1819

 

 

Empat Keju dari Domicile

Saya bukanlah penggemar pizza, namun bukan berarti saya tidak menyukainya. Hanya saja, menu pizza jarang sekali muncul dalam benak ketika sedang di resto atau di cafe. Meskipun dalam menu tergambar menu pizza yang wah, biasanya ya cuma dilirik.

Kadang-kadang, si bos di tempat kerja order pizza buat rame-rame. Tapi ya pizza nya made by Pizza Hut. Memang, di resto yang sudah tersebar dimana-mana itu, pilihan menu pizza nya bermacam-macam. Mulai dari yang biasa saja, sampai yang extra ini-itu. Hingga ada ukuran personal sampai porsi rame-rame. Pizza dari Pizza Hut enak, tapi sepotong saja sudah merasa cukup. Bahkan yang ukuran personal saja saya sering ga habis. Sepotong ok lah, tapi kalo udah masuk potongan kedua dst, gak tau kenapa rasanya mulai terasa penuh di perut. karena itu tiap kali ke resto pizza hut, untuk minumnya saya pesan teh (tanpa gula dan harus panas).

Pizza di Papa Ron’s juga menurut saya beti lah sama Pizza Hut. Karena konsep resto yang mirip, jadinya ya seperti tidak ada yang istimewa. Mungkin karena secara subjektif, saya mengenal rasa Pizza Hut dulu daripada Papa Ron.Banyak sekali kreatifitas menu pizza. Biasanya sih main di topping atau dough nya. Dari beberapa pizza ala cafe atau resto non jaringan yang pernah saya cobain, ada satu yang berhasil membuat saya merasakan foodgasm.My best friend Arya, mengajak saya ke Domicile, Surabaya. Ya, resto yang belakangan ramai dibicarakan di Path dan Instagram itu.Saya tidak berkomentar tentang desain restonya atau menu-menu yang namanya saja saya susah mengingat kalo ga dicatet. Karena anda harus datang sendiri untuk melihatnya, dan memilih tempat duduk yang anda sukai, mau di kursi kayu, kursi “keramik”, sofa tinggi, sofa biasa, atau duduk di teras belakang dibawah rerimbunan dedaunan.All of the menu is European food. Pizza, Pasta, Steak, dan saya lihat mereka juga punya Foie Gras yang harganya Rp. 125K seporsi.Ok, Back to Pizza. Di Domicile sebenarnya ada beberapa menu pizza. Pilihannya sedikit sih, mau topping beef sausage, chicken + mushroom, tomato, atau pilihan saya, Quatro Formagi.Diberi nama Quatro Formagi karena toppingnya menggunakan 4 macam jenis keju. Sayang si waiter tidak mau menyebutkan apa saja jenis kejunya. Yang pasti ada ya Mozarella. Dan yak, toppingnya ya dominan keju itu. Ada sedikit irisan jamur dan sedikit daun aragula sebagai pemanis. Tapi rasanya… wuih… extra cheese stuff nya pizza hut kalah jauh…. bener-bener nendang gurindang bambang. Doughnya tipis dan gurih. Secara penampilan memang tidak bulet seperti pizza resto jaringan diatas. Tapi hey, bukankah pizza tradisional memang seperti itu. Yang pasti rasanya well recommended. Apalagi kalau anda ngaku doyan keju. Harganya hanya Rp. 80K ++.Quatro Formagi resmi jadi pizza favorit saya, untuk saat ini. hehehe. Baru kali ini saya makan pizza bisa sampai 3 potong. Oh ya, jangan lupa kalo pesan pizza ini saat bareng temen-temen terbaik anda. Supaya terasa lebih enak. 🙂

Quatro Formagi

Quatro Formagi

Es Dung Dung Bergaya

The fuzz is… the place is quite historical… and the ice cream… ummmm…

Namun selama 2 tahun lebih di Surabaya, baru sabtu kemarin saya duduk dan menikmati apa yang dibicarakan orang. Itupun karena secara kebetulan ada seorang teman disana yang sudah menanti. Jika dia tidak ada disana, mungkin saya tidak tertarik untuk mampir.

Zangrandi, resto dengan menu andalannya aneka ice cream. Katanya sih home made. Resto yang terkenal seantero Surabaya ini memang konsepnya lawas. Kursi rotan, meja lama, bangunan tua. Hanya interior dalam saja yang tampak modern. Aircon tentunya. Kalo malam hari, mungkin enak dibuat nongkrong, tapi toh tempat nongkrong di Surabaya sudah bejibun dan menu yang ditawarkan juga lebih beragam, banyak yang lebih enak.

Jika membaca beberapa ulasan tentang resto ini, cukup beragam, tapi tentunya pengalaman setiap orang berbeda. Beda lidah pun beda rasa. Ada yang bilang suka, ada yang biasa-biasa saja. dan ada yang kapok kesana karena faktor pelayanan.

Saya sendiri datang kesana sekitar jam 3 sore. Matahari masih cukup terik namun karena area yang cukup luas dan sinar matahari yang tidak sampai masuk ke area luar resto, jadi suasana cukup nyaman.

Kedua teman saya sudah datang lebih dulu. Es krim Avocadonya sudah mencair, yang coklat juga sudah meleleh. Sensasi dingin dari es krimnya sudah menguap. Padahal di gelas itu masih cukup banyak. Ntah temen saya emang ga terlalu ngoyo menikmatinya, atau karena emang mudah meleleh. Pesanan saya adalah Chocolate Rock. yang disajikan didalam sebuah mangkok yang terbuat dari kue kering yang cukup keras. ditaburi choco chip dan remahan oreo. manisnya sih pas. tekstur ice creamnya… mm, kok menurut saya mirip seperti es krim yang dijual abang-abang di kampung itu ya. masih lebih lembut ice cream walls.. hehehe. Atau mungkin karena ini home made? Tapi ada kok resto ice cream lain yang home made tapi teksturnya lembut.

IMG00645-20131123-1440

Soal harga,… mahal man! menu saya segitu aja Rp. 34.000 untuk kualitas menu yang biasa. Mungkin ini es krim klasik, mungkin sudah seperti itu dari jaman dahulu kala. Tapi buat saya pribadi, daripada merogoh kocek segitu untuk es krim, mending es krim magnum atau paddle pop yang murah meriah tapi enak. (Nggak bicara dulu soal kalori yah.. hehehe)

IMG00644-20131123-1434IMG00646-20131123-1449

 

 

Diet? Lupakan….

Siapa sih yang tidak suka kue, cake, coklat dan sebangsanya? Kecuali anda sedang menjalani diet ketat atau program semacamnya, atau, maaf, menderita diabetes. Bagi saya, saya sangat berterima kasih pada para penemu resep-resep lezat dari aneka macam kue – kue itu. Aneka olahan coklat, cup cake, kue tart, dsb. Tren yang berkembang saat ini, malah lebih bervariasi. Sebut saja invasi kue – kue yang sebelumnya asing di telinga, seperti Rainbow Cake (dan rainbow-rainbow lainnya), Red Velvet, atau si kecil Maccaron.

Di Surabaya, salah satu pemain di bidang kuliner jenis ini adalah The Harvest. Bertempat di Jalan Bengawan Surabaya.

Dari luar saja, sudah tampak bahwa gerai kue yang juga café ini membidik sasaran kelas menengah ke atas.  Tempatnya sih memang keren. Di ruang utamanya, anda akan dimanjakan dengan desain yang simple namun ciamik. Lalu aneka macam kue yang dipajang untuk menarik selera anda. Mulai dari kue-kue kering yang dikemas dengan bagus, aneka bakery untuk sarapan anda, hingga isi dalam etalase yang lucu-lucu, dan full of temptation.

The Harvest

The Harvest

Berbagai jenis cake bisa anda temukan disini. Dijual dalam berbagai ukuran dan per slice. Sayang saya tidak berani memotret, malu ahhhh… sempat saya lihat ada Rainbow cake, Red Velvet, Tiramisu, Starwberry Cheese Cake, dan lain – lain.

The Temptation - Pics by Edwin

The Temptation – Pics by Edwin

Tempat ini juga menyediakan meja dan sofa jika anda ingin nongkrong. Di bagian utamanya, adalah area non smoking. Luas, nyaman, terang. Sedang smoking areanya ada yang berAC dan out door. Namun pencahayaannya lebih redup. Kehadiran lilin-lilin kecil di atas meja menjadikan suasana romantic. Cakep nih buat kencan.

Menu yang ditawarkan lebih ke dessert dan beverage. Tidak banyak pilihan. Saya dan Edwin memesan Chocolate Devil dan Red Velvet. Jujur, saya memang belum pernah makan Red Velvet.

Red Velvet & Choco Devil

Red Velvet & Choco Devil

Saya pikir, Kue yang berasal dari bagian selatan Amerika Serikat, berwarna merah berani ini teksturnya lembut seperti Rainbow, ternyata lebih berat. Tapi rasanya emang uenak tenan. Cream cheese nya lembut, tasty, dan lumer  di mulut hingga saya ga bisa berkata apa-apa. Hanya ditertawain oleh Edwin. Sayangnya porsi 1 slice itu kegedean buat saya. Apalagi sebelumnya sudah makan banyak saat buka puasa. Saya kemarin kesitu karena si Edwin mendadak ngajakin.

Chocolate Devil nya lebih berbahaya lagi. Penampilannya sih memang sederhana. Tapi begitu menguasai mulut kita, maka dia akan memanjakan syaraf perasa kita. Coklatnya terasa banget. Lembutnya menenangkan, dan manisnya menggoda iman para dieters. Kalo boleh lebay, cake ini bisa membuat saya “orgasme”.

Maccarons, ya ampun….. kue asal Perancis yang bisa sekali lahap ini warna – warni dan lucu. Manisnya gilaaaa…. Salut deh kalo ada yang bisa membuat kue ini. Kulitnya garing dan tipis, tapi dalamnya lembut dan moist.

Untuk menikmati satu slice Red Velvet, anda hanya perlu merogoh sebesar Rp. 33.000,-. Untuk Choco Devil nya hanya Rp. 27.000.

Beveragenya ada beberapa pilihan, coklat, coffee atau tea. Harganya mulai Rp. 15.000. Overall, bagi saya memang harganya termasuk mahal. hehehe….

Earl Grey

Pokoknya, kalo niatnya memang ingin memanjakan diri dengan kelezatan dessert, jangan mikir soal kalori apalagi diet. Enjoy every pieces. Lebih lengkap dengan teman atau orang – orang terkasih.

Tapi ingat, jangan berlebihan.

Kalo mau broswe, boleh kunjungi alamatnya di http://www.harvestcakes.com

Bangi Kopitiam, tempat ngopi baru di Surabaya

Bisnis Kopitiam di Surabaya mendapat satu pesaing baru. Namanya Bangi Kopitiam, yang buka di jalan Walikota Mustajab.

Kopitiam yang berarti warung kopi dalam bahasa melayu memang sudah cukup dikenal. Sebut saja Killiney, Kopi “O”, Kopitiam oey, dll. Dan seperti halnya para seniornya di kota ini, Bangi Kopitiam juga menyajikan menu-menu khas kopitiam. Yaitu makanan semenanjung dan tentu saja andalan utamanya adalah kopi.

Sebelum ke menunya, dining room Bangi Kopitiam enak buat nongkrong. Ada dua bagian, yang di bagian dalam adalah yang ber AC, dan tentu saja non smoking area. Bagian dalam ini bisa dilihat dari luar karena pembatasnya adalah kaca bening. Ruangannya tentu nyaman dan sejuk.

Bagian luarnya berada di terasnya, cukup luas dan terbuka. Penyejuknya adalah angin alami, kalau lewat. Smoking area ini sama enaknya dengan yang di dalam. Ya mungkin karena waktu itu agak sepi, dan hanya satu dua orang yang merokok, itu pun duduknya di ujung sana. Tapi dengan tempatnya yang cukup lapang, saya pikir, bisa membuat orang nyaman. Apalagi penerangannya ok. Desain interiornya minimalis. Paing enak pada saat sore atau malam hari.

Ke Kopitiam, pasti wajib mencoba kopinya. Kopi O, Kopi Ais (iced coffee), Kopi susu, dll. Tapi jika anda bukan peminum kopi, banyak juga kok pilihannya. Aneka jenis teh mulai dari teh melati, hingga earl grey atau darjeling ada. Teh khas semenanjung adalah salah satu menu wajib dalam menu, yaitu tea tarik. Perpaduan teh dan susu yang dicampur dengan cara yang khas warung kopi, seperti yang anda lihat di tv-tv itu.

Ais Kopi O

Ais Kopi O

Lalu menu wajib lainnya adalah Kaya Toast. Di Bangi namanya Hailam Bakar Kaya. Roti tawar panggang dengan selai srikaya. Aslinya sih ini menu sarapan, tapi karena saya ke kopitiam ini karena ajakan mendadak dari seorang sahabat, dimana sebelumnya saya sudah makan, maka saya cari yang “cemilan” saja. Eh, ternyata porsinya lumayan juga kalau dimakan sendiri.

Roti Hailam Bakar Kaya

Roti Hailam Bakar Kaya

Untuk main course, tentu saja menu nasi lemak, curry mendominasi. Teman saya pesan Mi kari Ipoh.  Dan karena porsinya banyak, maka saya pun membantunya menghabiskan. Hahahah…

Rasanya sih enak, bumbunya pas, isinya juga cukup banyak, ada udang, cumi, daging ayam, fish cake, dan telur. Kuah kari yang sangat berbumbu ditambahin perasan jeruk limau. Mantap.

Mi Kari Ipoh

Mi Kari Ipoh

Chicken Chop mereka adalah chicken katsu kalo di restoran jepang. Persis. Disajikan sepiring dengan French fries, sambal bajak dan cream. Rasanya ya memang chicken katsu. Saya tidak tahu apa yang dilakukan chicken chop itu disana. Mungkin kenalan sama si curry.

Chicken Chop

Chicken Chop

Dan satu lagi menu, tepatnya minuman, yang secara mengejutkan saya temukan disana. Yaitu jus kedondong. Versi Bangi namanya Asam Boi Kedondong. Saat di Medan dulu, jus kedondong yang di dalamnya diberi sebiji asam itu adalah favorit saya ketika mengunjungi kopi-kopitiam. Seperti di QQ Sun plaza misalnya. Di kopitiam yang pernah saya kunjungi sebelumnya (Di Surabaya), saya tidak menemukan minuman itu.

Asam Boi kedondong

Asam Boi kedondong

Jus kedondongnya sedikit berbeda dengan yang di Medan sih. Sama-sama segar dan asem kecut. Tapi versi Bangi lebih terasa sedikiiiiit asin. Tapi masih tetep enak kok.

Restoran ini free wifi, pelayanannya juga cepat dan ramah. Dan buka 24 jam.

Berikut harga pesanan kami :

Chicken Chop : Rp. 35.000

Mie Kari Ipoh : Rp. 32.000

Roti Hailam bakar kaya : Rp. 15.000

Kopi “O” Ais : Rp. 11.000

Teh tarik Besar : Rp. 13.000

Asam boi kedondong : Rp. 18.000

Strawberry Scoop (dapet 2 scoop) : Rp. 15.000

WOK

Restoran yang namanya berarti Wajan ini ada beberapa gerai di Surabaya. Semuanya di dalam mall. Kali ini saya mencoba WOK yang ada di Tunjungan Plaza 1 Lt. 4. Lokasinya bertetangga dengan Ryoshi.

Menu yang ditawarkan resto ini seputar Chinese food. Bersama teman-teman, kami memesan menu makan bersama. Ya, salah satu cirri khas restoran Chinese food adalah konsep makannya. Porsi menu sengaja dibuat untuk lebih dari satu orang agar bisa share. Menu ala carte pun sebenarnya juga ada.

Biasanya, menu ala carte masih seputar nasi goreng, mie goreng, kwetiau, dan sejenisnya. Namun di Wok, menu tersebut bisa dibagi dengan orang lain, alias porsinya besar. Saya sampai harus membungkus sisa mie goreng yang saya pesan, karena porsi mie gorengnya yang banyak. Mie gorengnya enak, manis gurih. Isinya sih standar, ada udang, daging ayam, sedikit sawi, dan bakso. Nasi gorengnya pun bisa dibagi. Kecuali jika anda terbiasa makan dengan porsi besar. Monggo silakan dihabiskan sendiri.

Kepiting Soka Telur Asinnya enak banget. Asinnya pas, gurih dan kriuk kriuk. Cap Cay sih standar rasanya. Tapi porsinya lumayan ok, dan yang terpenting, sayurnya tidak overcooked.

Kepiting Soka Telur Asin

Kepiting Soka Telur Asin

Lalu ada baby Kailan Sapi Vietnam. Kailannya direbus biasa, tapi toppingnya adalah daging sapi yang dibumbui manis enak. Tekstur sausnya sih mirip caramel gitu.

Baby Kailan Sapi Vietnam

Baby Kailan Sapi Vietnam

Capcay

Capcay

Overall, rasanya lumayan enak, cukup puas. Tapi untuk minumannya, tidak ada yang istimewa. Kalau mau hemat, bisa pesan Chinese tea yang pot, karena bisa untuk 4 orang.

Sayangnya, tempat makan yang Tunjungan Plaza ini tidak besar. Kalau pas sepi sih enak-enak aja, tapi jika semua bangku terisi, kesannya padat. Dan bagi saya, pemilihan warna cat tembok yang kuning, kurang pas. Hal ini berbeda dengan Wok yang ada di Surabaya Town Square yang tempatnya luas, terang dan terkesan mewah.

Berikut adalah harga makanan yang kami cicipi:

Kepiting Soka telur Asin : Rp. 40.909

CapCay goreng : Rp. 30.000

Baby Kailan Sapi Vietnam : Rp. 31.818

Nasi Goreng Kanton : 27.272

Mie Goreng : Rp. 30.000