Five Monkeys, My New Favorite Burger

Picture was taken from Google (kura2guide.com)

Picture was taken from Google (kura2guide.com)

Sebenarnya sudah sejak tahun lalu teman saya mengajak ke tempat ini. Namun tahun lalu (akhir 2013) ketika jalan-jalan ke Legian, Bali, resto ini sudah tutup karena waktu sudah menunjukkan jam 12.00 (kami pikir karena lokasinya di Legian, maka ngikut klub-klub tetangganya.. hehe). Nah, pas pergantian tahun 2014 ke 2015 kemarin saya berkesempatan untuk jalan-jalan di Bali (lagi). Kali ini saya sudah mempersiapkan diri untuk datang ke resto ini lebih awal. yaitu jam 7 malam.

Five Monkeys namanya. Mendengarnya saja sudah ear catching. Pas juga dengan nama akun social media saya yang menggunakan kata Monkey. Lokasinya di Jl. Legian, Bali. Tidak jauh dari Sun Island atau Love F hotel. Restonya kecil, memanjang ke belakang. Namun tempat ini asik buat nongkrong. Di teras disediakan meja dan kursi buat yang suka menikmati udara Kuta sambil melihat orang berlalu-lalang. Atau yang ingin adem, bisa ke bagian dalam yang berAC. Suasana restonya lucu. Meja dan kursi dari kayu dengan desain antik, namun pas dengan warna temboknya. Di dindingnya sendiri dipajang beberapa poster lawas sebagai pemanis ruangan. Dan meja bar memanjang buat nongkrongin staff nya. Yep, Burger atau Hot Dog anda dimasak di depan anda. Menarik.

20141231_203354(1)

Five Monkeys, Fresh Burgers and Cold Beers. Pilihan menunya tidak banyak, ada beberapa pilihan Burger dan Hot Dog. Ada juga menu combo Burger atau Hot Dog dengan Bali hai Beer. Sayangnya, ketika saya kesana, Hot Dognya sudah sold out! Baru jam 7 malam itu… Padahal saya udah siap menyantap itu. Akhirnya saya pilih Cheese Burger, Chicken Burger dan Curly Fries.

Saya, yang biasanya menomorsekiankan burger dalam pilihan makanan ketika lapar, langsung jatuh cinta saat menggigit cheeseburgernya. Enak banget. Semuanya fresh. Rotinya enak, sayurnya segar dan crunchy, sausnya pas, dan yang terpenting, dagingnya… ukurannya balance dengan roti, juicy dan enak. Sampai-sampai saking semangatnya saya makan, sampe lupa memfoto terlebih dahulu. Hehehe… Chicken burger juga enak.

Cheese Burger

Cheese Burger

Beberapa pilihan bir juga ada disana. Kebayang deh, kalo misalnya kerja di Bali. Pulang kerja pingin nongkrong sambil njajan. Trus mampir ke Five Monkeys, duduk di meja bar, pesen cheeseburger dan sebotol corona dingin atau soft drink sambil ngobrol dengan Spongebob, eh.. chef nya 😀

Next visit to Bali… semoga bisa dapet Hot Dog nya.

KL Ekspress…

KL Ekspress berlokasi di daerah yg tertinggi di kota Malang, tentu bisa langsung dibayangkan bahwa resto ini menawarkan pemandangan yang bagus, suasana yang nyaman, dan udara yang sejuk. Bagaimana tidak, dibangun di Villa Puncak Tidar, Malang, salah satu perumahan elit di kota Malang. Jauh dari kebisingan jalan raya yang sesak oleh kendaraan.

KL Ekspress

KL Ekspress

Sayangnya saya mampir kesana saat malam hari. Memang pemandangan tidak dapet. Tapi harus diakui bahwa resto yang mengusung konsep cafeteria-kantin ini emang asik. Luas dan terbuka sehingga udara dengan mudah berganti. Karena di wilayah tinggi, maka udaranya emang sejuk dingin.

Pertama kali sampai sana, langsung aware kalo resto ini kelasnya menengah atas. Secara hampir semua pengunjung bermobil bagus. Karena saya celingukan kesana sini liat parkir motor isinya cuma sedikit.

Mungkin karena saya datang saat jam makan malam, jadi resto ini sangat ramai. Rata-rata pengunjungnya adalah keluarga. Ada yang membawa anak-anak. Jujur, kalo makan di resto keluarga yang rame, dan ada anak-anak yang berisik, saya cepat kehilangan selera. Walaupun resto itu kategori mahal. Ada sih yang rombongan anak-anak muda. Kayaknya sih mahasiswa Universitas Machung yang emang deket banget dengan resto ini. Dan beberapa anak muda yang sekedar nongkrong sambil ngebir.

Sebagian besar menunya masih seputar Chinese food. Tapi yang mencuri perhatian saya justru dim sum nya. Udang Mayonaise, Siomay goreng Udang, dan Gyoza nya enak banget… Harga seporsi satu macam dimsum Rp. 15rb an. Untuk minumnya saya pilih teh tarik hangat yang lumayan enak untuk kesejukan malam itu.

Udang Mayonaise

Udang Mayonaise

Karena resto ini buka 24 jam (katanya), maka kalo anak-anak muda ingin nongkrong, enaknya diatas jam 8 malam. Atau datang sore sekalian, jam 5 atau 6 sore. Kalo mau gaya-gayaan ngebir ya silakan, tapi kalo saya sih lebih suka menikmati minuman panas. Kalo ada angsle atau ronde lebih enak.

Untuk menu, bagi yang muslim hati-hati ya, karena beberapa menunya adalah bebong alias babi.

Bangi Kopitiam, tempat ngopi baru di Surabaya

Bisnis Kopitiam di Surabaya mendapat satu pesaing baru. Namanya Bangi Kopitiam, yang buka di jalan Walikota Mustajab.

Kopitiam yang berarti warung kopi dalam bahasa melayu memang sudah cukup dikenal. Sebut saja Killiney, Kopi “O”, Kopitiam oey, dll. Dan seperti halnya para seniornya di kota ini, Bangi Kopitiam juga menyajikan menu-menu khas kopitiam. Yaitu makanan semenanjung dan tentu saja andalan utamanya adalah kopi.

Sebelum ke menunya, dining room Bangi Kopitiam enak buat nongkrong. Ada dua bagian, yang di bagian dalam adalah yang ber AC, dan tentu saja non smoking area. Bagian dalam ini bisa dilihat dari luar karena pembatasnya adalah kaca bening. Ruangannya tentu nyaman dan sejuk.

Bagian luarnya berada di terasnya, cukup luas dan terbuka. Penyejuknya adalah angin alami, kalau lewat. Smoking area ini sama enaknya dengan yang di dalam. Ya mungkin karena waktu itu agak sepi, dan hanya satu dua orang yang merokok, itu pun duduknya di ujung sana. Tapi dengan tempatnya yang cukup lapang, saya pikir, bisa membuat orang nyaman. Apalagi penerangannya ok. Desain interiornya minimalis. Paing enak pada saat sore atau malam hari.

Ke Kopitiam, pasti wajib mencoba kopinya. Kopi O, Kopi Ais (iced coffee), Kopi susu, dll. Tapi jika anda bukan peminum kopi, banyak juga kok pilihannya. Aneka jenis teh mulai dari teh melati, hingga earl grey atau darjeling ada. Teh khas semenanjung adalah salah satu menu wajib dalam menu, yaitu tea tarik. Perpaduan teh dan susu yang dicampur dengan cara yang khas warung kopi, seperti yang anda lihat di tv-tv itu.

Ais Kopi O

Ais Kopi O

Lalu menu wajib lainnya adalah Kaya Toast. Di Bangi namanya Hailam Bakar Kaya. Roti tawar panggang dengan selai srikaya. Aslinya sih ini menu sarapan, tapi karena saya ke kopitiam ini karena ajakan mendadak dari seorang sahabat, dimana sebelumnya saya sudah makan, maka saya cari yang “cemilan” saja. Eh, ternyata porsinya lumayan juga kalau dimakan sendiri.

Roti Hailam Bakar Kaya

Roti Hailam Bakar Kaya

Untuk main course, tentu saja menu nasi lemak, curry mendominasi. Teman saya pesan Mi kari Ipoh.  Dan karena porsinya banyak, maka saya pun membantunya menghabiskan. Hahahah…

Rasanya sih enak, bumbunya pas, isinya juga cukup banyak, ada udang, cumi, daging ayam, fish cake, dan telur. Kuah kari yang sangat berbumbu ditambahin perasan jeruk limau. Mantap.

Mi Kari Ipoh

Mi Kari Ipoh

Chicken Chop mereka adalah chicken katsu kalo di restoran jepang. Persis. Disajikan sepiring dengan French fries, sambal bajak dan cream. Rasanya ya memang chicken katsu. Saya tidak tahu apa yang dilakukan chicken chop itu disana. Mungkin kenalan sama si curry.

Chicken Chop

Chicken Chop

Dan satu lagi menu, tepatnya minuman, yang secara mengejutkan saya temukan disana. Yaitu jus kedondong. Versi Bangi namanya Asam Boi Kedondong. Saat di Medan dulu, jus kedondong yang di dalamnya diberi sebiji asam itu adalah favorit saya ketika mengunjungi kopi-kopitiam. Seperti di QQ Sun plaza misalnya. Di kopitiam yang pernah saya kunjungi sebelumnya (Di Surabaya), saya tidak menemukan minuman itu.

Asam Boi kedondong

Asam Boi kedondong

Jus kedondongnya sedikit berbeda dengan yang di Medan sih. Sama-sama segar dan asem kecut. Tapi versi Bangi lebih terasa sedikiiiiit asin. Tapi masih tetep enak kok.

Restoran ini free wifi, pelayanannya juga cepat dan ramah. Dan buka 24 jam.

Berikut harga pesanan kami :

Chicken Chop : Rp. 35.000

Mie Kari Ipoh : Rp. 32.000

Roti Hailam bakar kaya : Rp. 15.000

Kopi “O” Ais : Rp. 11.000

Teh tarik Besar : Rp. 13.000

Asam boi kedondong : Rp. 18.000

Strawberry Scoop (dapet 2 scoop) : Rp. 15.000

Burger Raksasa dari Malang

Adalah Kedai 27, di jalan Sarangan, Kota Malang. Kedai yang cukup terkenal akan Burger Buto nya. Jika anda googling tentang burger buto ijo, pasti langsung dibawa ke beberapa blog yang me review burgernya.

Memang, keunikan kedai ini adalah menu utama yang dijual. Yaitu burger buto ijo. Disebut buto (raksasa, red) karena ukurannya yang lebih besar dari ukuran burger normal. Burger yang ditawarkan bermacam-macam, ada Burger Buto Ijo, Burger Long, Burger Buto biasa, Burger Keceng, dsb. Nama menu tersebut sesuai dengan namanya. Burger Buto berarti ukurannya jumbo, Burger Keceng berarti burgernya keceng (Kurus, red) tapi panjang.

Roti untuk burgernya dibuat sendiri, sehingga fresh setiap hari. Mengingat ukurannya yang besar, tentu butuh waktu lebih lama untuk memprosesnya. Isi burgernya sendiri sangat simple, tergantung pesanan anda. Kami memilih Burger Buto dan Burger Long Spesial. Burger Buto, isinya hanya daun Selada, irisan mentimun, irisan tomat, dan patty (daging burger), dan saus mayo. Sedang Burger Long nya ada tambahan telur dadar yang dicincang kasar dan keju.

Mengenai Patty nya, yah, ada harga ada mutu. “Daging” burgernya lebih banyak tepung daripada daging sapinya. Mengingat harga rata-rata menunya adalah belasan ribu saja per burger, tentu harga yang terjangkau ini membidik kalangan pelajar dan umum. Murah, porsi besar, tempat yang enak buat nongkrong dan tempat yang mudah dijangkau. Soal rasa, no comment dah, yang penting kenyang.

Selain burger, ada juga nasi bakar dengan pilihan lauk cukup beragam. Harganya pun masih belasan ribu. Sayang, lagi-lagi rasanya kurang sedap.

Memang, ukurannya yang besar menggoda sekali. Bagi yang berperut ala gadis WRP mungkin setengahnya saja sudah cukup. bagi saya, mungkin menghabiskan roti isi sebesar itu bisa saja, tapi mengingat komposisi makanannya yang minim serat, jadinya cepet laper lagi. Khusus untuk Burger Buto Ijo, ada tantangan dari kedai, siapa yang bisa menghabiskan burgernya yang guede itu sendirian, akan mendapat free 1 buah burger yang sama.

Burger Buto

Burger Buto

 

 

Mampir Lagi di Kopitiam Oey Surabaya

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis tentang pengalaman saya mampir di kopitiam Oey Surabaya yang berlokasi di jalan Embong Malang, Depan Hotel JW. Marriot. Saat itu saya hanya minum teh tarek semenandjung dan ijs koffie soesoe indocina.

Nah, kemarin saya berkesempatan mampir lagi ke tempat itu dengan niat untuk makan. Wuih, setelah lama ga wisata kuliner gitu loh…

Saya mencoba makanan tradisional orang cina, mungkin lebih tepat, cina yang tinggal di Negeri ini tempoe doeloe. Yaitu Nasi Tiem Ajam Petak 9. Namanya aja udah unik, saya harap rasanya juga unik.

Begitu dihidangkan, rupanya emang unik. Disajikan dalam piring keramik putih, nasinya di tim bersama ayamnya langsung. NAsi nya dicetak (cetakannya berbentuk seperti gambar), Bagian atasnya berupa potongan daging ayam yang dicincang kasar dan dibumbui. Saya tidak tahu apa bumbunya, warnanya gelap. Dan di dalam nasinya, ada sepotong daging ayam beserta tulangnya. Saya dapet pas bagian pangkal sayap.

Disajikannya bersama semangkuk kecil kuah kaldu ayam bening dengan sedikit potongan daun bawang. Rasa daun bawangnya cukup kuat.

Rasa nasinya biasa banget. Mungkin sengaja ga dibuat asin. Supaya orang bisa menambah sendiri kadar asinnya (di meja ada garam dan merica). Tapi walau porsinya ga besar, rasanya agak eneg.

Nasi Tiem Ajam Petak 9

Teman saya memesan Nasi Goreng Ajam, Kroketjes van Holland dan Lumpia udang. Ok, saya tidak tahu rasa nasi goreng nya karena tidak mencicipi. Tapi kata temen saya lumayan enak. Kroketjes nya enak juga. Tapi cepet bikin eneg. Lumpia udangnya malah ga enak. Serasa ga ada rasa malahan.

Minumannya emang ok. Teh Tarek Semenandjung saya ga pernah gagal secara rasa. Kopi O nya si Iwan pahit. Bagi dia yang doyan Kopi, rasa pahitnya bener-bener pahit kopi. Tapi lucunya, walau di menunya ada peringatan bahwa kopi pekatnya bisa bikin melek semalaman, teman saya ini malah ngantuk setelah minum secangkir kopi O nya.

Berikut daftar harga pesanan semalam :

Nasi Tiem Ajam Petak 9 : IDR. 21.888,-

Nasi Goreng Ajam           : IDR. 24.888,-

Nasi Goreng Kambing    : IDR. 29.888,-

Lumpia Udang                   : IDR. 17.888,-

Kroketjes van Holland    : IDR. 17.888,-

Harga belum termasuk Pb1 10%.

Yah, tempat ini emang paling asik buat nongkrong sambil minum aja. Karena untuk makanannya, masih biasa aja. Tapi saya masih mau kok datang lagi untuk mencoba menu lain.

Mampir sebentar di Kopitiam Oey

Siapa sih yang ga kenal sama pak Bondan Winarno, seorang “selebriti” wisata kuliner yang terkenal dengan trademarknya “maknyus”…. Yaah, mungkin yang ga tahu ya yang ga pernah nonton tipi (pake P) atau bukan pecinta wisata kuliner.

Bapak yang sempat mejeng di acara Wisata Kuliner di Trans TV ini juga eksis di dunia web/online. Tentu saja tentang dunia makanan. Beliau juga punya kedai kopi yang bernama Kopitiam Oey.

Nah, kemarin saya berkesempatan mampir di kedainya di Jalan Embong Malang, Surabaya (thanks to mas Eddy). Kedai satu-satunya di Surabaya. Memang bukan untuk makan, tapi sekedar mampir untuk ngopi karena sudah cukup kenyang makan di acara bertema country di Bumi Surabaya hotel (yang kurang berasa makanannya).

Kedai ini kecil, di bagi 2 section, Yang di dalam ber AC dan diluar untuk yang smokers. Di teras luar hanya ada sekitar 4 meja saja. Bagian dalamnya yang cukup menarik. Di desain tempoe doeloe. Meja2 kecil untuk 4 – 5 orang (kalo untuk pesan minum aja cukup lah, tapi kalo semua pesan makanan, mejanya terlalu kecil). Penerangan cukup bagus. Lampunya digantung diatas tiap meja dan dikurung sangkar burung. Dindingnya dipajangi beberapa foto dan “iklan” lawas yang kental sekali nuansa tempoe doeloe nya. Ada iklan bir yang provokatif dan gambar noni cina, hahahah

Begitu duduk, kita diberi selembar soerat kabar terbitan tahun 1928 (saya lupa dah nama nya). Soerat kabar itu rupanya ya menu makanan yang disajikan di kedai itu. Di satu halaman merupakan daftar menu, dan halaman di baliknya merupakan sebuah “soerat kabar”.

Surat kabar itu berisi tentang sejarah kedai kopi jaman dahulu, tentang latar belakang kedai Kopitiam Oey itu, dan tentu saja, Karena pemiliknya adalah Pak Bondan, wajahnya nongol disitu. Cukup kreatif. Ditulis dalam ejaan lama yang belum disempurnakan, menggunakan bahasa campuran Indonesia dan beberapa kata dalam bahasa belanda.

Konon, orang cina hokkien  menyebut kedai kopi itu ka fe tian, tapi lebih banyak diucapkan sebagai kopitiam. Oey sendiri merupakan plesetan nama pak bondan sendiri. seolah kata “wi” adalah marga (oeynarno)

Ok, kita ke menu. Eh, menunya juga lucu-lucu. Di tulis dalam ejaan lama juga. Jadi butuh waktu untuk membacanya. Kami berdua hanya memesan Koffie Soesoe Indocina dan Teh Tarek Semenandjung, dan seporsi lumpia.

Ijs koffie indocina nya, kopi dan susunya dicampur dalam satu gelas, esnya dipisah. Diatas gelas ada wadah kecil yg bagian bawahnya berupa saringan. bubuk kopi nya diseduh disitu dengan air panas. air kopinya jatuh diatas susu kental manis. Kata Mas Eddy, kopinya pahit banget walau udah dicampur susu kental manis. Kebayang kalo saya yang minum, bisa ga tidur semalaman. Lha wong minum teh tariknya saja membuat saya melek sampe malam (plus agak pusing) tapi tehnya enak kok, manisnya pas…. Untuk lumpianya, biasa aja…

Uniknya, di bawah menu terdapat peringatan, bahwa sebaiknya anda berpikir ulang sebelum memesan koffie pekat nya, karena sudah banyak yang mengeluh karena ga bisa tidur setelah meminumnya, (ditulis dalam ejaan lama juga) hahahah

ijs Koffie Indocina

Dibawah ini ada beberapa menu yang sempat saya catat (dan akan saya cobain di kemudian hari):

Kroketjes van Holland                    Rp. 17.888

Soto Tangkar                                      Rp. 29.888

Bakmi Djawa Mbah Kirun             Rp. 19.888

Palloe basa Ajam Makassar         Rp. 24.888

Ijs Koffie Soesoe Indocina            Rp. 15.888

Teh celup                                            Rp. 9.888

(Earl Grey, English Breakfast, Daarjeling dan teman-temannya)

 

Teh Tarek Semenandjung            Rp. 14.888

Aneka Jamoe                                     Rp. 8.888

Ijs Tjintjao Djahe Tjikini                 Rp. 11.888

Dan Wiener Melange (lupa Tanya ke waiternya ini apa)

Menurut soerat kabarnya, Kopitiam Oey sengaja dibuat kecil supaya menjaga kesan gezelig nya (akrab), dan konon supaya harganya bisa tetep moerah. Soal harga, bagi saya ga murah sih, hehehe

Well, tapi asik kok, nongkrong di kedai itu. Apalagi bagi mereka jang tinggal di kota besar dengan segala kesibukan dan ketjepatan ritmenja. Emang enak apabila kita singgah sebentar bersama teman ataoe kolega, ngobrol sambil ngopi dan menikmati waktoe berjalan agak lambat soepaja bisa merilekskan diri. Menikmati secoeil bagian dari masa laloe.